Gojo Satoru kini menjadi musuh bagi para petinggi Jujutsu. Hal ini bukan tanpa alasan, Gojo mulai tidak menyukai para petinggi SMA Jujutsu, karena mereka selalu menantang dan membatasi keputusannya.
Klimaks konflik terjadi pada Arc Shibuya ketika Gojo Satoru disegel dan petinggi membuat keputusan yang tidak masuk akal. Mereka menjadikan Gojo sebagai pelaku insiden Shibuya dan menghukum mati Yaga Masamichi, sosok yang dianggap menghasut Gojo Satoru.
Gojo Satoru tidak mematuhi keputusan petinggi Jujutsu. Setelah dirinya disegel, Gojo dibebaskan dan dengan marah membantai para petinggi yang telah membuat keputusan yang merugikan. Gojo bahkan menganggap membantai para petinggi sangat mudah.
Keputusan petinggi Jujutsu menjadikan Gojo sebagai musuh, namun murid-murid sangat menghormati kekuatan dan ketegasan Gojo. Mereka paham bahwa Gojo Satoru adalah karakter yang luar biasa dan memiliki keinginan kuat untuk mereset dunia Jujutsu.
Arc Culling Game memperlihatkan keputusan petinggi yang berakibat pada kematian Yaga Masamichi. Petinggi Jujutsu juga menetapkan hukuman mati bagi Itadori Yuji setelah ia menelan jari Sukuna. Namun, Gojo Satoru tidak mematuhi keputusan tersebut dan mengabaikan perintah petinggi.
Selain itu, ada dugaan bahwa Geto Suguru bekerjasama dengan Gojo dan Yaga Masamichi. Konspirasi ini semakin memperkeruh hubungan Gojo dengan para petinggi Jujutsu dan memperkuat sikap Gojo sebagai musuh mereka.
Dalam kesimpulannya, Gojo Satoru telah menjadi musuh bagi para petinggi Jujutsu setelah mereka membuat keputusan yang tidak masuk akal. Keputusan-keputusan ini memicu kemarahan dan tindakan balas dendam dari Gojo, yang membantai para petinggi dan bermaksud mereset dunia Jujutsu. Kehebatan dan pengaruh Gojo Satoru membuat murid-murid sangat menghormati dirinya, sedangkan para petinggi menjadikan Gojo sebagai ancaman akibat penentangan dan pembatasan keputusan yang telah dilakukannya.