Gunung Salak, kompleks gunung berapi yang terletak di selatan Jakarta, memiliki sejarah dan legenda yang penuh misteri dan mitos. Nama Salak berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti perak, bukan dari tanaman salak. Gunung Salak terkenal dengan beberapa puncak tertingginya, termasuk Puncak Salak 1 yang memiliki ketinggian 2211 meter di atas permukaan laut.
Gunung Salak merupakan gunung api strato tipe-A dengan letusan terbesar yang tercatat pada tahun 1699. Kompleks gunung ini memiliki kawasan hutan yang lebat dan berkontur curam, sulit terlihat oleh pendaki dan penerbang.
Selain itu, Gunung Salak juga memiliki atraksi wisata religi dengan adanya pura Hindu bernama Pura Parahyangan Agung Jagatkartta. Pura ini dibangun sebagai penghormatan terhadap Kerajaan Padjajaran dan Prabu Siliwangi. Di Gunung Salak, banyak kejadian gaib yang terkait dengan Prabu Siliwangi, seperti asap dupa dan cahaya putih yang terlihat di Batu Menyan.
Terlepas dari keindahannya, Gunung Salak juga dikenal sebagai gunung terangker dengan banyak misteri yang menakutkan. Ada beberapa pantangan yang harus diikuti saat berkunjung ke Gunung Salak, seperti tidak boleh memetik bunga anggrek secara sembarangan.
Lalu ada misteri tentang nenek tua. Nenek tua tersebut memiliki keahlian memanjat tebing dan menghilang setelah memberikan peringatan tentang kecuraman tebing.
Gunung Salak mempunyai sejarah dan legenda yang belum terpecahkan, menjadikannya sebagai cerita rakyat yang menarik di Indonesia. Pengelolaan kawasan hutan di Gunung Salak saat ini termasuk dalam Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Gunung Salak menjadi tempat petilasan Prabu Siliwangi dan menjadi bagian penting dalam menjaga tanah Sunda. Dengan segala misteri dan mitos yang mengelilingi Gunung Salak, menjadikannya tempat yang menarik untuk dijelajahi dan diungkap.