Kumpulan Puisi Sastrawan Pada Masa Jepang: Mengungkap Karya-karya yang Lolos dari Sensor Jepang

Banyak karya sastra dalam masa pendudukan Jepang yang terhambat Sensor dari pemerintah Jepang. Tapi dalam artikel ini kita akan ulas Suatu kumpulan puisi yang berhasil dikumpulkan oleh H.B. Jassin seorang sastrawan dan kritikus terkenal. Kumpulan puisi ini adalah karya sastrawan dalam masa pendudukan Jepang dan merupakan karya beberapa nama terkenal seperti  Rosihan Anwar, Usmar Ismail, BH Lubis, dan Anas Ma’ruf.

Grooming Sugar Glider

Buku yang memuat kumpulan puisi ini dengan judul ‘Keusastraan Indonesia di Masa Jepang’ karya H.B. Jassin. Dalam masa pendudukan Jepang, sukses menerbitkan puisi adalah suatu prestasi besar sebab harus lolos dari sensor yang diterapkan oleh pemerintahan pendudukan.

Pemerintah Jepang mempunyai kriteria dan persyaratan tertentu sebelum meluncurkan suatu puisi. Tapi puisi-puisi yang dimasukkan dalam buku ini berhasil memenuhi kriteria tersebut. Buku ini menjadi saksi sejarah Seperti apa karya sastra ketika itu dapat berpengaruh dan bertahan dalam perkembangan sastra di Indonesia.

Salah satu puisi yang ada pada buku ini ialah puisi dengan judul ‘Untuk Saudara’ yang ditulis oleh Rosihan Anwar. Puisi ini mendeskripsikan pemikiran dan perasaan sang penulis di masa pendudukan Jepang. Disamping itu, ada juga puisi dengan judul ‘Pujangga dan Cita-Cita’ karya Usmar Ismail yang menggambarkan semangat perjuangan ketika itu.

RajaBackLink.com

Puisi yang berjudul ‘Sembahan Kudus’ dari BH Lubis juga adalah sekumpulan tersebut. Puisi ini mendeksripsikan keagungan Tuhan dan keindahan alam yang bisa menjadi tempat dalam mencurahkan pemikiran dan perasaan di masa sulit.

Puisi terakhir yang dimuat pada buku ini ialah puisi dengan judul ‘Pandu Masa’ karya Anas Ma’ruf. Puisi ini memberikan panduan dan inspirasi dalam menghadapi masa-masa sulit di masa pendudukan Jepang.

Dengan karya-karya sastrawan ini, kita dapat menggambarkan seperti apa puisi-puisi di masa Jepang telah lolos dari sensor yang diimpelementasikan oleh pemerintahan Jepang. Jassin sukses mengumpulkan karya-karya tersebut dan memuatnya dalam buku Keusastraan Indonesia di Masa Jepang. Kumpulan puisi ini menggambarkan semangat dan perjuangan sastrawan di masa itu dalam menggambarkan perasaan dan pemikiran mereka.