Kisah Perjalanan Raden Patah dan Raja Brawijaya V di Gunung Genthong

Gunung Genthong terletak di daerah Kidul dan memiliki ambiguitas sejarah yang menarik. Suatu cerita rakyat yang berlangsung pada masa Majapahit, mengisahkan tentang perjalanan Raden Patah dan Raja Brawijaya V. Kisah ini melibatkan satu keluarga kerajaan yang tak terduga dan menggabungkan mitos dan sejarah menjadi satu.

Grooming Sugar Glider

Cerita dimulai dengan Raja Brawijaya V, yang memiliki permaisuri dan selir bernama Ratu Mayangsari. Raja Brawijaya V memiliki seorang putra bernama Raden Patah, yang pada suatu hari dititipkan kepada saudaranya di desa. Di sana, Raden Patah terpesona dengan keindahan dan kemewahan barang-barang di istana. Keinginannya untuk memukul gong pusaka istana menjadi kenyataan. Tidak disadari, tindakannya ini mengundang perhatian Raja Brawijaya V.

Raja Brawijaya V memerintahkan Mahapatih untuk memeriksa gudang dan menemukan identitas Raden Patah. Ki Juru Sawah menjelaskan bahwa Raden Patah adalah anaknya yang dititipkan. Dengan demikian, Raden Patah diperbolehkan untuk tinggal di istana dan dikirim ke Palembang.

Namun, saat berada di Palembang, Raden Patah bermimpi didatangi oleh Sunan Kalijaga, salah satu tokoh penting dalam sejarah. Di mimpinya diminta agar membangun mesjid dan kembali ke Majapahit . Namun, Raja Brawijaya V salah paham dan mengira Raden Patah akan menyerang kerajaannya. Akibatnya, Raja Brawijaya V kabur dan Raden Patah pun menyusul ayahnya.

RajaBackLink.com

Mereka berlari meninggalkan Palembang dan sampai ke Gunung Kidul. Di puncak bukit, Raja Brawijaya V mengalami kesulitan mencari air. Namun, keajaiban terjadi ketika Raja Brawijaya V menemukan sebuah Genthong yang berisi air. Kemudian akhirnya raja memberi nama Gunungnya dengan nama Gunung Genthong. Dan setelahnya sang Raja meneruskan perjalanannya.

Kisah mengenai Gunung Genthong ini melibatkan tokoh-tokoh penting dalam sejarah seperti Raja Brawijaya V, Raden Patah, dan Sunan Kalijaga. Cerita ini menggambarkan hubungan keluarga yang rumit sekaligus menyatukan mitos dan sejarah. Kisah ini menarik untuk dipelajari karena mengandung pesan moral dan menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia.