Makanan Unik Papeda, Mudah Dalam Pembuatan Bisa Dikreasikan

Papeda menjadi salah satu makanan khas Indonesia Timur yang mempunyai nama lain “dao”. Lebih tepatnya, makanan tersebut berasal dari Maluku, namun juga populer dalam kebudayaan Papua juga Sulawesi Selatan. Di kancah internasional pun, seperti Malaysia serta Brunei Darussalam juga mengenalnya, namun dengan penyebutan nama yang berbeda.

Grooming Sugar Glider

Cara Pembuatan Makanan Papeda

Sebagian masyarakat Indonesia Timur menjadikan papeda sebagai makanan pokok selain nasi. Bahan utama dari pembuatan makanan tersebut berupa tepung sagu. Cara pembuatannya juga terbilang mudah.

Pertama Anda bisa mencampurkan tepung sagu dengan air yang panas. Walaupun demikian, untuk membuat makanan tersebut membutuhkan ketelitian dalam menakar panasnya air. Sebab bila air yang dicampurkan kurang panas atau sama sekali tidak panas, bisa jadi Anda akan gagal.

Setelah air panas sudah Anda campurkan ke tepung sagu, adonan tersebut bisa Anda aduk-aduk sampai rata memakai bambu yang menyerupai seperti bentuk sumpit. Jika dirasa adonan sudah kental, Anda baru bisa menyajikannya menggunakan campuran kuah ikan kuning.

RajaBackLink.com

Pendamping makanan khas Ambon tersebut merupakan olahan ikan bakar atau goreng lalu dicampur memakai kuah kuning. Cita rasa lezat dari masakan kuah kuning juga sebagai penentu seberapa lezatnya papeda saat dihidangkan. Hal itu dikarenakan adanya campuran ikan kuah kuning sebagai suatu hal penting ketika membuat makanan khas Ambon tersebut.

Cara menyajikan papeda terbilang mudah-mudah susah, karena adonan yang telah mengental tidak bisa Anda sajikan dengan sembarangan. Jika mengambil makanan tersebut memakai sendok, maka Anda akan merasa kesulitan.

Biasanya orang Ambon memakai dua bilah bambu yang menyerupai bentuk sumpit untuk mengambil makanan tersebut. Anda bisa menggulung-gulungnya yang kemudian dipindahkan ke dalam mangkok atau piring.

Pada umumnya, masyarakat Ambon terbiasa makan olahan tersebut menjelang sore hari. Menurut mereka, sore hari adalah waktu yang tepat untuk menikmati olahan makanan khas Ambon bersama keluarga di rumah.

Baca Juga:  Jasa Travel Jakarta Jogja Door To Door, Lebih Hemat dan Efektif

Sejarah Singkat Dao

Kuliner papeda ini seringkali menjadi hidangan ketika acara-acara penting di wilayah Papua, Maluku, serta sekitarnya. Berdasarkan sejarah yang sudah ada, masyarakat Papua sangat menghormati sagu. Tidak hanya menjadi bahan olahan makanan namun sagu juga berkaitan dengan kisah penjelmaan manusia.

Itulah alasannya, ketika melakukan panen sagu yang dilakukan bersama-sama, masyarakat sekitar mengadakan upacara khusus. Pasalnya upacara tersebut bentuk dari ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang diperoleh. Hasil itu bisa memenuhi keperluan seluruh keluarga di daerah mereka.

Terdapat juga filosofi yang mendalam mengenai makanan dao atau papeda ini. Biasanya makanan dao dinikmati satu keluarga, dilengkapi dengan helai serta hote.

Helai yaitu alat makan tradisional yang berbahan kayu menjadi tempat penyajian dao. Sedangkan hote adalah piring kayu yang menjadi tempat untuk menyantapnya. Bagi mereka, acara makan keluarga menjadi pertanda ikatan kekeluargaan serta ruang diskusi antara anak dan orang tua. 

Kreasi Makanan Khas Ambon Dao

Sekarang ini untuk menikmati papeda tersebut tidak perlu jauh-jauh terbang ke Indonesia bagian Timur. Hal itu dikarenakan sudah banyak resep yang dibagikan di media sosial seperti YouTube, Instagram, Tik Tok, dan lain sebagainya. Bahkan banyak orang-orang yang mempunyai inovasi baru terhadap makanan khas itu.

Adapun salah satunya seperti artis Rafael Tan yang membuat olahan tersebut dicampur dengan bumbu seblak. Makanan tersebut menjadi viral, sehingga banyak yang menirunya. Pasalnya kreasi papeda tersebut menggabungkan antara dua daerah di Indonesia yaitu Jawa Barat serta Indonesia Timur.