Mungkin sebagian besar dari Anda mengenal perjanjian Renville sebagai salah satu topik dalam pelajaran sejarah sewaktu mengenyam pendidikan di sekolah resmi. Namun agaknya ada banyak hal yang tersirat dari topik sederhana itu. Mengingat perjanjian Renville terjadi bukan tanpa alasan, pun telah melalui perundingan yang lama dan matang dari berbagai pihak. Lantas, apa itu sebenarnya perjanjian Renville, dan bagaimana dengan isinya?
Detail Isi Perjanjian Renville
Secara garis besar, perjanjian Renville merupakan sebuah persetujuan yang disahkan melalui perundingan-perundingan yang juga telah menghasilkan isi dari persetujuan berikut perjanjian-perjanjian yang dilaksanakan di kapal Renville. Sebagau tanbahan informasi, kapal tersebut adalah kapal milik Amerika Serikat yang berlabuh di bulan Desember 1947 sehingga digunakan sebagai ruang konferensi perjaniian Renville.
Melalui perjanjian tersebut, terdapat beberapa pokok bahasan atau isi dari kesepakatan itu. Untuk menjadi catatan, perjanjian Renville juga memiliki dampak yang tidak bisa dianggap remeh untuk Indonesia. Konon kabarnya, isi perjanjian Renville lebih banyak membawa dampak buruk bagi Indonesia. Sebab kesepakatan tersebut membuat Belanda tidak berhenti atau menghilang, malah semakin bertambah dan menyebabkan beragam kekisruhan yang sulit diredamkan.
Lebih lanjut, perjanjian Renville membuat Belanda melakukan beragam tindakan tanpa izin ataupun persetujuan Indonesia. Sehingga bisa dibilang, aplikasi perjanjian ini tidak efektif, serta tidak memberi keuntungan bagi Indonesia.
Melalui perantara yang disediakan oleh KTN, pada akhirnya perundingan ulang bisa terlaksana. Perundingan yang dilaksanakan di kapal Renville tadi dipimpin oleh Amir Syarifudin, dan diwakili oleh beberapa delegasi dari Belanda yang diketuai oleh Abdulkadir Wijoyoatmojo. Adapun beberapa pokok utama yang menjadi pembahasan dalam perjanjian Renville meliputi sebagai berikut.
- Pihak Belanda masih memiliki kedaulatan penuh atas seluruh wilayah yang termasuk ke dalam kawasan Indonesia, hingga kedaulatan tadi diserahkan pada Republik Indonesia Serikat yang direncanakan akan segera dibentuk.
- Republik Indonesia Serikat disebut akan memiliki kedudukan yang setara dengan Negeri Belanda dalam UNI Indonesia-Belanda.
- Sebelum Republik Indonesia Serikat berhasil dibentuk, pihak Belanda dapat mengalihkan sebagian dari kekuasaannya pada pemerintah Federal yang menjabat sementara.
- Pasukan yang bekerja untuk Republik Indonesia yang disebar di area penduduk harus segera ditarik masuk menuju daerah Republik Indonesia.
- Republik Indonesia beralih bentuk menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat.
Tujuan Diadakannya Perjanjian Renville
Guna menunjukkan kepada dunia internasional bahwasanya Republik Indonesia hanyalah salah satu negara kecil yang terdapat pada kawasan Indonesia.
Dampak Perjanjian Renville Bagi Indonesia Kala Itu
Sebagai akibat dari adanya perjanjian Renville bagi Republik Indonesia, muncul beberapa kondisi yang merubah sistem tatanan pemerintahan Indonesia, salah satunya adalah sebagai berikut.
1. Bubarnya Kabinet Amir Syarifudin
Seperti yang banyak disinggung di atas, perjanjian Renville cenderung memberikan dampak negatif daripada positif. Mengingat kebijakan politiknya yang menyetujui kesepakatan di kapal Renville ditentang keras oleh kebanyakan rakyat berikut partai-partai di Indonesia.
2. Wilayah Kekuasaan dari Republik Indonesia yang Semakin Berkurang
Sejumlah daerah yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Belanda usai perang kolonial I, secara sah terlepas dari Republik Indonesia. Wilayah Republik, baik di kawasan Sumatera maupun Jawa mulai terpecah belah. Tentu hal ini sangat merugikan bangsa Indonesia yang sedang berjuang penuh memerdekakan negerinya.
3. Medan Bersenjata yang Semakin Menyempit
Ribuan pasukan yang diluncurkan oleh Republik Indonesia terpaksa harus ‘hijrah’ dari daerah berpenduduk. Meskipun pada akhirnya mereka banyak melancarkan aksi perang gerilya di belakang pengawasan Belanda.
Itulah beberapa hal mengenai perjanjian Renville yang patut Anda ketahui dengan baik.