Gunung Marapi (Sumatra Barat) menjadi gunung berapi di Indonesia yang paling aktif. Gunung ini memiliki tinggi 2.891, setidaknya selama abad ke-18, Marapi telah erupsi sebanyak 50 kali. Letusan paling besar terjadi pada 30 April 1979. Letusan tersebut membuat 60 jiwa meninggal, dan menyebabkan kerusakan pada 5 pemukiman.
Selain erupsi yang panjang, Gunung Marapi juga memiliki mitos dan cerita legenda yang turun-temurun di masyarakat Sumatera Barat. Menurut kepercayaan orang Minangkabau, Gunung Marapi adalah tempat asal-usul suku mereka. Nagari Tuo Pariangan di Kabupaten Tanah Datar dipercaya sebagai tempat tinggal nenek moyang orang Minangkabau. Di sana, terdapat makam nenek moyang suku Minangkabau yang ditandai dengan batu penguburan tegak.
Seiring dengan nilai historisnya, Gunung Marapi juga memiliki cerita tentang banjir yang sangat besar di Sumatera Barat. Mitos yang ada menyebutkan bahwa orang Minangkabau berasal dari balik Gunung Marapi. Cerita ini menjadi bagian penting dari warisan budaya dan kepercayaan orang Minangkabau.
Saat ini, Gunung Marapi memiliki status siaga level 2, dan radius pengungsian diberlakukan dalam jarak 3 km dari pusat kawah. Meskipun begitu, gunung ini masih dapat dilihat dari beberapa kota di sekitarnya seperti Bukittinggi, Kota Padang Panjang, dan Kabupaten Tanah Datar.
Dalam kesimpulannya, Gunung Marapi di Sumatera Barat adalah gunung berapi yang paling aktif dengan mitos dan cerita legenda yang diceritakan secara turun-temurun. Gunung Marapi juga memiliki sejarah eruptif yang panjang dan berperan penting dalam asal-usul nenek moyang suku Minangkabau. Berbagai kekayaan alamnya, Marapi adalah gunung dengan daya tarik bagi masyarakat Sumatera Barat.